agar Cukup Penuhi Kebutuhan
www.legendaqqlounge.com – Bicara keuangan apalagi penghasilan layaknya membicarakan hal tabu. Mengaku saja, berapa pun gaji yang di peroleh, selalu saja ada kurangnya.
Padahal, jika mau di catat dan di cek tiap bulan, anda bakal menyadari ada sesuatu yang terbeli tapi sebenarnya tidak di perlukan. Kemudian ada pengeluaran darurat sehingga memangkas gaji bulanan. Faktanya, gaji anda cukup saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ligwina Hanato, Lead Financial Trainer QM Financial, mengatakan tiap penghasilan akan masuk ke lima pos pengeluaran bulanan yakni, pos cicilan utang, pos pengeluaran rutin, pos menabung dan investasi, pos pengeluaran sosial dan pos gaya hidup.
Bagaimana pengaturannya? Simak tips mengamankan gaji agar cukup penuhi kebutuhan berikut.
1. Cicilan utang
Ibarat medical check up kesehatan, tiap pos termasuk cicilan utang memiliki rasio yang menandakan ‘kesehatannya’. Buat Ligwina, ia bakal membatasi cicilan utang tidak boleh lebih dari 30 persen dari total gaji. “Kalau utang banyak, uang atau gaji lewat doang,” ujarnya.
2. Pengeluaran rutin
Biasanya pos ini yang akan memakan sebagian besar porsi gaji. Pengeluaran biaya hidup sehari-hari akan meliputi bahan pangan atau uang makan harian, isi ulan galon, listrik, sabun mandi, pulsa telepon, paket dan internet, bensin atau uang transportasi, juga uang sewa kontrakan.
Besaran pos ini akan beragam tiap orang kebutuhannya jga berbeda. Namun umumnya pengeluaran rutin akan berkisar 20-40 persen dari pengeluaran bulanan.
3. Menabung dan investasi
Masa pandemi rupanya membuat orang mulai memikirkan perencanaan keuangan terutama pos menabung dan investasi. Jika anda menyadari, belakangan banyak webinar, Instagram Live atau aneka platform lain yang mengangkat topik finansial dan investasi.
Menurut Ligwina, menabung dan investasi minimal 10 persen dari gaji. “Kemampuan menabung harus ada, lebih dari 10 persen bagus. Kalau enggak nabung, kita enggak ada pegangan,” imbuhnya.
FDV Wulansari, Financial Trainer QM Financial, menambahkan kebiasaan menabung perlu di inisiasi terlebih dahulu sebelum memikirkan jika tabungan cukup atau tidak.
Namun, akan lebih baik jika memang ada banyak hal yang ingin di capai dan di lakukan ke depannya, maka tabungan pun seharusnya di tambah.
“Untuk beberapa orang, yang enggak neko-neko, [tabungan] 10 persen cukup. Ada juga lebih karena mimpinya, maunya banyak,” kata dia dalam kesempatan serupa.
Sedangkan untuk investasi, sebaiknya menyesuaikan dengan tujuan finansialnya. Wulan memberikan contoh, jika anda ingin menabung sekaligus meningkatkan dana darurat maka instrumen yang di perlukan adalah yang likuid misal, tabungan deposito dan reksadana pasar uang.
4. Pengeluaran sosial
Pengeluaran yang bersifat bantuan untuk orang lain akan masuk ke pengeluaran sosial. Untuk Muslim, zakat akan masuk dalam pos ini, biasa nya sebesar 2,5 persen dari gaji.
Sedangkan yang jumlahnya bebas sesuai kemampuan. Selain itu, pengeluaran sosial juga akan berupa sumbangan untuk acara perkawinan (kondangan), membantu sodara yang sakit.
5. Gaya hidup
Sebagian besar orang masuh galau membedakan pos pengeluaran rutin dan gaya hidup. Namun Ligwina memberikan tips sederhana untuk membedakan keduanya.
“Gaya hidup itu semua yang asyik-asyik, yang kalau enggak ada, hidup tuh baik-baik aja,” ujarnya.
Dia memberikan contoh, pagi tadi lingkungan tempat tinggalnya mati listrik. Akibatnya, anak-anak yang seharusnya sekolah online jadi tidak bisa sekolah, dia yang seharusnya bisa kerja jadi terhambat.
Mau tidak mau ia sekeluarga mengungsi demi memperoleh akses listrik. Dari pengalaman ini, listrik akan masuk pengeluaran rutin.
Gaya hidup misalnya biaya ngopi atau nongkrong di kafe, nonton di bioskop, makan di restoran, lalu biaya ke anggotaan gym.
“Batas maksimal 20 persen. Bukan berarti harus hemat, serba enggak boleh, justru kita ingin tetap bisa menikmati hasil kerja keras,” katanya.