Warga Aceh Tengah Meninggal Usai Diserang Gajah Liar
LEGENDA QQ POKER ONLINE – Abdurrahman (50), warga Gampong Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh menjadi korban penyerangan gajah liar.
Kejadian itu terjadi saat sekawanan Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) liar memasuki kawasan perkebunan warga di Dusun Paya Lah, Gampong Karang Ampar.
Kala itu, korban bersama warga lainnya dan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah sedang menggiring satwa yang dilindungi tersebut.
1. Korban tiba-tiba diserang gajah jantan saat berupaya mengusir gajah yang tertinggal
Ketua Tim Pengamanan Flora dan Fauna (TPFF) Karang Ampar-Bergang, Aceh Tengah, Muslim mengatakan, awalnya tim yang terdiri dari delapan warga dan tiga anggota BPBD itu bergerak mengusir gajah dengan menggunakan mercon.
Sebagian gajah berhasil digiring masuk kembali ke dalam hutan, namun ternyata masih ada satu ekor gajah lainnya yang tertinggal. Korban bersama beberapa warga lainnya mencari dan gajah yang dicari pun telah ditemukan.
Mercon sempat beberapa kali dilontarkan ke arah gajah akan tetapi satwa itu masih berada di lokasi. Sedangkan stok mercon warga hanya tinggal satu batang lagi.
Warga lalu mengajak korban untuk kembali mengambil persediaan mercon. Ajakan itu ditolak korban dan ia malah meminta untuk tidak beranjak dulu.
“Tiba-tiba muncul gajah jantan, lalu mengambil bagian kepala korban dan menghempasnya ke tanah,” kata Muslim menceritakan kejadian nahas itu, Minggu (4/7/2021).
Melihat kejadian itu, dua warga lain yang sebelumnya bersama korban langsung meninggalkan lokasi mencari pertolongan.
2. Sebelum meninggal, korban sempat dibawa ke rumah sakit
Beberapa saat kemudian, gajah berhasil diusir dan tim kembali ke lokasi tempat korban diserang satwa tersebut. Korban yang sudah kritis, lalu dievakuasi ke Puskesmas Ronga Ronga di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
Karena kondisinya semakin parah, korban lalu dirujuk ke ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru di Kota Takengon, Aceh Tengah.
Korban disebutkan mengalami patah tulang dan luka di bagian kepala, dan sempat dirawat selama beberapa jam. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan, ia meninggal pada Minggu (4/7/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.
“Korban sudah dikebumikan di Gampong Karang Ampar,” ucap Muslim.
3. Habitat gajah terusik karena dibukanya perkebunan warga
Ketua TPFF Karang Ampar-Bergang menyampaikan, Gampong Karang Ampar memang kerap dimasuki oleh gajah liar. Itu dikarenakan kawasan ini merupakan jalur serta habitatnya mamalia bertubuh besar tersebut.
Pembukaan lahan yang terus terjadi diduga mengganggu sehingga menyebabkan gajah kerap masuk ke kawasan itu.
Bahkan, dikatakan Muslim, dalam tahun ini hampir setiap bulan gajah masuk ke Gampong Karang Ampar. Biasanya, gajah hanya masuk empat atau lima kali dalam setahun.
“Memang di situ sudah menjadi habitat gajah. Jadi saat ini banyak di lokasi tersebut dijadikan tempat perkebunan warga. Kebanyakan pemilik perkebunan di lokasi tersebut adalah para pejabat daerah, sehingga lokasi tersebut sering dibuka,” ungkap Muslim.
“Memang ada juga masyarakat di sana –membuka lahan–, tetapi tidak diganggu gajah. Namun karena ini sudah dibuka secara besar-besaran, sehingga menyebabkan habitat gajah semakin sempit. Hal inilah yang membuat gajah itu muncul di pemukiman warga,” tambahnya.
4. Mengusir kawanan gajah dengan mercon bukan solusi yang tepat
Muslim menyampaikan, mengusir kawanan gajah dengan hanya menggunakan mercon atau petasan bukanlah solusi yang tepat. Sebab, tindakan itu akan membuat satwa liar tersebut semakin agresif.
“Karena kalau menggunakan mercon, akan membahayakan diri sendiri, sebab gajah akan lebih beringas dan agresif. Sebab, ledakan mercon itu di belakang hingga di tubuh gajah. Yang kemarin itu mungkin efeknya dari salah satu keganasan gajah itu,” jelasnya.
Dalam menghalau atau menggiring kawanan gajah, TPFF sendiri biasanya menggunakan bunyi-bunyian dari meriam yang memakai campuran spiritus atau karbida.
5. Tidak ada koordinasi saat penggiringan gajah liar
Gajah – gajah di Barumun Nagar Wildlife Sanctuary
Muslim sangat menyayangkan tidak adanya koordinasi dengan pihaknya ketika kegiatan pengusiran gajah dilakukan antara warga dan tim dari BPBD Aceh Tengah kemarin.
Bahkan pihak Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Resort Konservasi Wilayah 6 Aceh Tengah, diakuinya juga tidak mengetahui hal itu.
Padahal, TPFF merupakan kelompok yang dibentuk dalam menanggulangi masalah konflik antara manusia dan gajah di kawasan Aceh Tengah.
“Jika di lain waktu ada kasus masuknya gajah ke permukiman, kalau bisa hubungi kami yang kantornya ada di lokasi setempat. Jumlah anggotanya ada 24 orang,” ujarnya.
“Setiap hari kami standby dan mau membantu masyarakat dalam menanggulangi kasus gajah tersebut,” imbuh Muslim.
SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA HANYA DI LEGENDAQQ
LINK : https://bit.ly/3aXOTTy