Fakta Menarik Seputar Pawang Hujan
Uncategorized

Fakta Menarik Seputar Pawang Hujan

Legenda QQ Lounge. Fakta Menarik Seputar Pawang Hujan. Baru-baru ini, kita dihebohkan dengan kemunculan Rara Istiati Wulandari. Mbak Rara —sapaannya, merupakan pawang hujan yang ditugaskan untuk mengusir hujan yang mengguyur Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ketika pergelaran MotoGP 2022 berlangsung.

Meski menuai pro-kontra, sejatinya pawang hujan atau rain handler bukanlah sesuatu yang asing. Tidak hanya di Indonesia, pawang hujan juga dikenal di berbagai negara. Penasaran?

Ditemukan di Afrika Selatan

Di Afrika Selatan, di dekat Botswana dan Zimbabwe, terdapat situs “pengendalian hujan” bernama Ratho Kroonkop. Berabad-abad lalu, para dukun akan meminta ke dewa untuk membuka langit dan menurunkan hujan, mengutip NBC News.

Ratho Kroonkop berada di atas bukit setinggi 300 meter dan berisi dua cekungan yang terbentuk secara alami. Saat para ilmuwan menggali lebih dalam, mereka menemukan lebih dari 30.000 spesimen hewan, termasuk sisa-sisa zebra, badak, bahkan jerapah!

Menurut Simone Brunton, peneliti dan kandidat doktoral di University of Cape Town, dukun atau pemimpin agama akan naik ke puncak Ratho Kroonkop lalu menyalakan api untuk membakar sisa-sisa hewan sebagai bagian dari ritual memanggil hujan.

Yang melakukan ritual itu adalah San, suatu kelompok di Afrika bagian selatan yang hidup sebagai pemburu dan pengumpul. Para petani “memperkerjakan” mereka untuk mengendalikan hujan.

Lemak hewan dipercaya mengandung potensi supernatural yang tinggi

Bagian hewan yang dikorbankan dalam ritual tersebut bukan sembarangan. Peneliti menemukan bahwa hewan dikorbankan untuk lemak mereka. Mengapa?

“Banyak orang San percaya bahwa lemak mengandung konsentrasi potensi supernatural yang tinggi,” ungkap peneliti dalam jurnal Azania di tahun 2013.

Yang diambil adalah bagian bawah badak, terutama daerah kaki dan paha. Bagian-bagian ini mengandung banyak lemak dan daging yang dikaitkan dengan potensi dan kekuatan.

Hewan lain yang dikorbankan untuk ritual hujan adalah babi hutan, hyrax batu (sejenis mamalia), dan eland (hewan berkaki empat yang mirip antelop). Dalam kepercayaan orang San, eland adalah hewan yang memberi dukun kekuatan untuk meminta hujan ke leluhur.

Pawang hujan juga dikenal di Kolombia

Jorge Elias González merupakan seorang petani kopi sekaligus pawang hujan tidak resmi yang dipekerjakan oleh pemerintah Kolombia. Dilansir Bloomberg, pejabat dan manajer acara diam-diam memperkerjakannya untuk menjaga langit tetap cerah di festival, konser, maraton, hingga pelantikan presiden.

Ia dibayar sekitar 800-2.000 dolar AS (Rp11,4 juta sampai Rp28,6 juta). Jumlah ini cukup besar di negara yang rata-rata pendapatan tahunannya sekitar 5.000 dolar AS (Rp71,7 juta). LEGENDA QQ.

Jorge bukan sembarang pawang hujan. Ia telah berpraktik lebih dari 40 tahun. Dengan mata terpejam dan tangan terentang, ia berdoa agar tidak turun hujan. Lelaki itu menggabungkan kepercayaan lokal Kolombia dengan unsur-unsur Kristen.

Ilmunya diajarkan secara turun-temurun

Rupanya, yang mengajari Jorge untuk mengendalikan hujan adalah ayahnya. Di pegunungan barat daya Bogotá, ia belajar tentang tradisi ramalan air, pengobatan alternatif, dan kisah orang bijak yang menguasai cuaca.

Untuk menjawab rasa penasaran, Jorge mendemonstrasikan kemampuannya. Mula-mula, ia berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk mengendalikan cuaca. Selesai berdoa, Jorge mengambil pendulum yang terbuat dari logam dan memiliki kompas di dalamnya.

“Tanah ini penuh dengan magnet dan kompas di dalam bandul bereaksi terhadapnya,” jelasnya dalam laman Bloomberg.

Ketika Jorge merasa kekuatannya maksimal dan dirinya 100 persen sejalan dengan energi alam, ia bisa mulai memanipulasi cuaca.

Jepang juga mempercayai kekuatan dukun hujan

Dilansir Japanese Mythology, dukun Jepang dari periode Yayoi merupakan seorang penyihir hujan. Dengan kekuatan doanya, dipercaya menghasilkan panen yang melimpah dan mampu membalikkan nasib buruk selama bencana.

Dukun tersebut berperan memimpin tarian sakral untuk memengaruhi dewa, berdoa untuk mendapatkan berkah ilahi, mengadakan pemakaman, mengusir penyakit dan setan, serta berdoa supaya hujan turun saat kekeringan.

Salah satu buktinya ditemukan di relik pemujaan Oyama di kompleks kuil Oyamadera, Kanagawa. Oyama dipercaya sebagai tabib hujan dan saat kekeringan, para petani melakukan doa khusus untuk meminta hujan.

Dalam catatan arkeologi di tahun 763, seekor kuda hitam dan heihaku (strip kertas yang melambangkan pakaian) dipersembahkan secara khusus kepada dewa, yang dipercaya bisa membawa hujan. Selain itu, kuda putih juga dikorbankan dan diyakini bisa membawa cuaca yang baik. Fakta Menarik Seputar Pawang Hujan.

BACA JUGA : Ular Kecil Ini Menggunakan Kentut Untuk Melindungi Diri Dari Predator Yang Lebih Besar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *