LegendaQQ Lounge – Alasan Migrain Memburuk Seiring dengan Bertambahnya Usia, Hampir setiap orang pernah merasakan sakit kepala berdenyut di satu sisi kepala dalam hidupnya. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah migrain. Namun setelah ditelusuri, tak sedikit orang mengeluh migrain yang dialaminya memburuk seiring pertambahan usia.
Proses penuaan sebenarnya tidak meningkatkan risiko seseorang untuk terkena migrain. Gaya hiduplah yang menjadi faktor risiko dalam hal ini. Guna mengetahui alasan mengapa frekuensi dan intensitas migrain semakin meningkat seiring waktu, mari simak ulasan berikut ini.
Mengalami stres berkepanjangan
Berdasarkan penjelasan laman Women’s Health, stres memicu terjadinya migrain dan sakit kepala tegang atau tension-type headache. Sayangnya, mengatasi stres jadi semakin sulit seiring berjalannya waktu lantaran masalah yang dialami kian berat dan waktu istirahat menurun signifikan.
Stres berkepanjangan akibat kejadian yang traumatis seperti kehilangan orang tersayang atau hubungan asmara yang kandas juga memicu episode sakit kepala yang lebih intens pada beberapa orang. Terlebih, ini dapat diperburuk tanpa adanya manajemen stres yang tepat.
Melalui masa perimenopause
Hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam siklus menstruasi diketahui dapat memengaruhi senyawa kimia dalam otak yang memicu sakit kepala. Laman Mayo Clinic menjelaskan, fluktuasi kedua hormon ini menjadi lebih ekstrem saat seseorang memasuki masa perimenopause, atau masa transisi menuju menopause.
Sebagai akibatnya, seseorang berisiko mengalami migrain yang lebih intens dan berat. Untungnya, kondisi ini bersifat sementara sebab perubahan hormon setelah menopause cenderung lebih stabil.
Penggunaan obat tertentu
Berdasarkan keterangan National Institute on Aging, obat-obatan seperti vasodilator diduga menjadi aktor di balik migrain yang memburuk. Obat jenis ini bekerja dengan memperlebar pembuluh darah guna memperlancar aliran darah.
Efeknya, ini dapat meningkatkan aliran darah menuju otak dan berpotensi memicu sakit kapala. Segera diskusikan dengan dokter mengenai efek samping obat-obatan yang dikonsumsi agar mendapat penanganan yang tepat.
Konsumsi kopi berlebihan
Alasan Migrain Memburuk Seiring, kopi kerap menjadi penyelamat hari terutama di saat rasa kantuk dan lelah menyerang. Tak heran banyak orang mengonsumsinya guna mendorong produktivitas saat beraktivitas, bahkan hingga melebihi batas konsumsi yang diperbolehkan.
Padahal konsumsi kopi berlebihan dapat memicu migrain yang lebih intens dibandingkan biasanya. Sebuah studi yang terbit dalam American Journal of Medicine pada 2019 melaporkan, orang yang mengonsumsi tiga atau lebih minuman berkafein setiap hari lebih sering mengalami migrain dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi satu atau dua cangkir.
Kekurangan tidur
Istirahat yang cukup sangat diperlukan agar tubuh lebih berenergi dan siap menjalani hari. Sayangnya seiring pertambahan usia, seseorang cenderung mengalami penurunan kualitas tidur. Mulai dari kesulitan terlelap, sering terbangun di sela tidur, dan terbangun lebih awal. Ini dijelaskan oleh National Library of Medicine.
Sebuah studi juga telah membuktikan bahwa kurang tidur memang bisa berpengaruh terhadap intensitas migrain. Jurnal Medicine yang terbit pada tahun 2019 memaparkan, orang-orang dengan kualitas tidur yang buruk cenderung mengalami migrain yang lebih sering dalam periode 1 bulan.
Penurunan fungsi tubuh seiring pertambahan usia memang tak dapat dihindarkan. Sebagai akibatnya, seseorang rentan mengalami gangguan kesehatan tertentu. Salah satunya migrain yang bahkan intensitasnya semakin meningkat.
Oleh sebab itu, pengaturan gaya hidup sangat dianjurkan dalam hal ini. Kita bisa memulai dengan meningkatkan kualitas tidur di malam hari, mengurangi konsumsi kopi secara bertahap, mengadaptasi pola makan sehat, aktif bergerak, dan mengelola stres dengan baik.