LEGENDAQQ LOUNGE – 8 Pesona Kotabaru Jogja, Kawasan Peninggalan Belanda Biasanya saat membahas wisata dalam Kota Yogyakarta, Jalan Malioboro paling santer disebut sebagai tujuan utama. Padahal pesona kawasan Kotabaru gak kalah menarik untuk didatangi.
Terletak hanya 5 menit jika berjalan dari Malioboro, Kotabaru pasti akan membuatmu kesengsem. Daerah yang dulunya merupakan tempat tinggal pejabat Belanda ini, masih mempertahankan rumah lama yang merupakan arsitektur bergaya Eropa.
Tak hanya pesona arsitektur yang menawan, banyak hal seru yang bisa dikulik saat mengunjungi Kotabaru. Penasaran kan?
1. Rumah Sakit Bethesda
Mengutip laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, diketahui bahwa bangunan Rumah Sakit Bethesda menjadi rumah sakit tertua di Yogyakarta. Bahkan rumah sakit tersebut sudah lebih dulu berdiri sebelum permukiman mulai bermunculan di sekitarnya. Gak heran setiap kita melewati kawasan Kotabaru, bangunan Rumah Sakit Bethesda pasti mencuri perhatian.
Ciri khas dari bangunan Rumah Sakit Bethesda adalah jendelanya yang berukuran besar dan pemakaian batu alam pada dindingnya. Sebelumnya, Zending Ziekenhuis Petronella adalah nama yang digunakan rumah sakit ini. Petronella merupakan nama istri dari Pendeta Coeverden Adriani yang merupakan donatur utama.
2. Gereja Katholik Santo Antonius Kotabaru
Kotabaru dulunya disebut dengan Niuwe Wijk yang berkembang tahun 1920an. Saat itu, industri pendidikan, perkebunan, dan gula meningkat sehingga kawasan tengah kota dipenuhi dengan fasilitas., Gak terkecuali Gereja Kotabaru yang dibangun pada tahun 1918
Seorang Romo berdarah Belanda bernama J. Strater, S.J., adalah yang menginisiasi pembangunan Gereja Katholik Santo Antonius Kotabaru. Sejak tahun 2014, bangunan gereja ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
3. Gereja Huria Kristen Batak Protestan
Gereja Huria Kristen Batak Protestan dibangun pada tahun 1923, awalnya merupakan Gereformeede Kerk Djogja. Mengutip laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, bangunan ini sebelumnya digunakan sebagai tempat dansa dan bermusik oleh orang Belanda dan pernah menjadi rumah tahanan wanita Belanda di masa penjajahan Jepang.
Pada tanggal 7 April 1946, orang Batak yang bermukim di Yogyakarta untuk pertama kalinya mengadakan kebaktian yang dihadiri 8 keluarga di di Jalan Pakuningratan No.6 Yogyakarta. Kebaktian tersebut mengatasnamakan HKBP cabang Yogyakarta meski secara landasan hukum pada tahun tersebut belum ada, pada tanggal itu dijadikan hari lahir gereja HKBP Yogyakarta. LEGENDAQQ ONLINE
4. Rumah Sakit Panti Rapih
Bukan hanya Rumah Sakit Bethesda yang menempati bangunan lama di Kotabaru, terdapat rumah sakit Rumah Sakit Panti Rapih yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1929.
Pada saat itu, bangunan diberi nama Rumah Sakit Onder de Bogen yang berarti “di bawah lengkungan” karena banyaknya lengkungan di bangunan tersebut sebagai tanda suatu kebulatan tekad untuk memberikan cinta kasih terhadap sesama. Barulah pada masa kependudukan Jepang, nama Rumah Sakit Panti Rapih diganti oleh Mgr. Albertus Soegijopranoto.
Baca Juga: De Celine Resto, Dinner Romantis Ala Paris di Kotabaru Yogyakarta
5. Pasar Bunga Kotabaru
Pasar bunga Kotabaru atau yang disebut Pasar Kembang Ahmad Jazuli adalah pusatnya mencari bunga rangkai untuk segala acara. Mulai dari valentine hingga untuk kematian. Lokasi tempat ini tepatnya berada di depan Kantor RRI Yogyakarta sehingga sangat mudah buat ditemukan.
Gak banyak yang tahu kalau semula penjual bunga ini menempati lokasi dekat Malioboro dan area Stasiun Tugu yang saat ini lebih dikenal dengan Pasar Kembang. Relokasi ini terjadi pada tahun 1990 dan sampai saat ini menjadi pusat belanja bunga segar buat siapa pun yang membutuhkan.
6. Masjid Syuhada
Buat kamu yang sering melewati Jalan Kotabaru, pasti gak asing lagi dengan Masjid Syuhada yang megah. Masjid ini merupakan hadiah dari Pemerintah Indonesia kepada Yogyakarta karena kemerdekaan yang diraih tak lepas dari usaha rakyat Yogyakarta. Apalagi pada saat itu Kota Yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Revolusi.
Diinisiasi oleh Mr. Asaat, Masjid Syuhada diresmikan pada tanggal 20 September 1952. Lokasi tepatnya yaitu di Jalan I Dewa Nyoman Oka 13, Kotabaru, Yogyakarta yang dulu pernah menjadi markas serta tempat tinggal orang Belanda, warga Tionghoa dan pribumi kelas atas atau mereka yang menerima pendidikan ala Barat.
7. Museum Sandi
Siapa bilang kalau di Kotabaru tak ada tempat wisata? Museum Sandi adalah salah satu museum yang mengasyikkan buat dikunjungi, terutama buat kamu yang menyukai sejarah. Bangunan tempat berdirinya Museum Sandi merupakan salah satu cagar budaya Kantor Kementerian Luar Negeri RI saat Yogyakarta saat menjadi Ibu Kota Indonesia, loh.
Salah satu alasan mengapa Museum Sandi dibangun di Kotabaru yaitu karena di kawasan inilah dinas pengiriman berita rahasia terbentuk saat ibu Kota RI ada di Yogyakarta. Sst… Museum Sandi ini adalah museum kriptologi satu-satunya di Indonesia, loh.
8. Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama
Kalau sudah ke Museum Sandi, jangan lupa mampir ke Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, ya! Dari luar, penampakan museum ini memang seperti kodim, jadi bikin ragu buat mampir. Namun siapa sangka, pada tahun 1900 bangunan Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama justru digunakan untuk tempat tinggal para pejabat perkebunan Belanda yang bertugas di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tahun 1942, bangunan ini beralih fungsi sebagai markas Tentara Jepang Daerah Yogyakara (Syudokan). Di masa kemerdekaan, fungsinya menjadi markas tertinggi Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) dan sebagai markas Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat yaitu Jenderal Sudirman.
Nah sekarang sudah tahu kan kawasan Kotabaru menyimpan banyak bangunan bersejarah. Pasti kamu ingin segera main dan melihat secara langsung tempat yang sudah disebutkan di atas kan? Apalagi antara satu tempat dengan lainnya saling berdekatan, sambil main jalan kaki pun asyik. Selamat menikmati!
8 Pesona Kotabaru Jogja, Kawasan Peninggalan Belanda