ARTIKEL UNIK

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Legendaqq Lounge
5 Bangunan Kolonial yang Surabaya gak sebatas ibu kota Jawa Timur yang selalu ramai dan berhias gedung-gedung tinggi. Dijuluki sebagai Kota Pahlawan, kamu gak hanya mendengar dan membaca kisah perjuangan melawan penjajah di sana.

Kamu benar-benar ingin bernostalgia atau sekadar menelusuri Surabaya tempo dulu? Coba saja berkunjung ke beberapa bangunan khas kolonial Belanda yang masih ada.

Meski bangunan bersejarah di Surabaya umumnya kini telah menjadi cagar budaya, tapi tetap difungsikan dan terjaga keasliannya. Seperti lima bangunan masa Belanda yang masih eksis berikut ini. Bangunan tersebut telah menjadi hotel yang dapat kamu pesan hingga saat ini.

Mau tahu? Yuk, simak bangunan kolonial yang kini jadi hotel di Surabaya berikut ini!

1. Kokoon Hotel Surabaya

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Kokoon Hotel Surabaya berupa bangunan bergaya kolonial Belanda yang masih bertahan sejak awal berdiri pada 1920-an hingga saat ini. Sudah tahu belum kalau bangunan ini merupakan pabrik korek kayu yang berdiri pada 1928? Nuansa kolonial bakal kamu rasakan begitu memasuki lobi hotel yang terhubung dengan Arch Bistro.

Meski bangunan bersejarah ini sudah ada sejak dahulu, tapi baru diresmikan sebagai Kokoon Hotel Surabaya pada 2018 lalu. Salah satu fasilitas tambahan seperti kolam renang outdoor dibuat untuk kenyamanan tamu, tanpa mengubah bangunan utama. Justru, bangunan utama yang masih bergaya kolonial turut dilestarikan dan mempercantik arsitekturnya.

Terdapat 88 kamar dengan 7 tipe berbeda yang memadukan dekorasi warna alam nan elegan. Ada kamar Standar, Superior, Superior Plus, Deluxe, Famili, Junior Suite, dan Kokoon Suite.

Jika kamu ingin menginap, datang saja ke Jalan Slompretan No. 26, Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya.

2. Hotel Arcadia Surabaya

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Hotel Arcadia by Horison menjadi hotel selanjutnya yang masih mempertahankan bangunan berarsitektur khas kolonial. Sebelumnya, bangunan ini merupakan kantor Geo Wehry & Co., sebuah perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan itu beroperasi di Hindia Belanda sekitar tahun 1867, sedangkan kantornya dibangun pada 1913. 5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Kemudian, tahun 1995 dibangunlah Hotel Ibis Rajawali yang mempertahankan bentuk asli kantor dan digunakan sebagai lobi hotel. Meski telah beralih fungsi sebagai hotel, ternyata bangunan ini terdaftar dalam Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor: 188.45/004/402.1.04/1998 sebagai salah satu cagar budaya.

Tidak banyak arsitektur yang berubah, hotel ini kemudian berganti nama menjadi Hotel Arcadia. Hotel dengan 9 lantai ini masih mempertahankan sisi depan yang khas dengan gaya arsitektir kolonial abad ke-20.

Buat kamu yang penasaran, dapat mengunjungi atau bahkan menginap di Jalan Rajawali No. 9-11, Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

3. Hotel Paviljoen

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Hotel Paviljoen memiliki kisah dan latar belakang yang berbeda dari kedua hotel sebelumnya. Hotel yang didirikan pada 1917 ini menjadi saksi bisu pemberontakan tentara dan pelaut Asosiasi Sosial Demokratis Hindia. Meski usianya telah lebih dari sebad, tapi tetap menawawarkan tempat terbaik di tengah kota Surabaya.

Awalnya hotel ini merupakan bisnis milik pasangan Jerman dan Denmark, kemudian dipindah tangan kepada almarhum Harsono Purworaharjo. Hingga saat ini, keluarganyalah yang menjalankan hotel itu. Bangunan hotel dengan langit-langit tinggi khas era kolonial beserta perabotan antik ini juga masih terjaga terawat dengan baik.

Jika beruntung, kamu dapat melihat pertunjukan budaya setiap bulannya. Di sini pula kerap menjadi tujuan menginap buat kamu yang ingin bernostalgia. Berlokasi di Jalan Genteng Besar No. 94-98, Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya.

4. Varna Culture Hotel Surabaya

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Masih terletak di sekitar pusat kota Surabaya, Varna Culture Hotel dapat kamu temui di Jalan Tunjungan No. 51, Genteng, Kecamatan Genteng. Hotel ini berdiri di antara deretan bangunan peninggalan kolonial Belanda lainnya. Bangunannya yang khas dan masih mempertahankan arsitektur aslinya, membuat pelancong kerap menjadikannya sebagai latar foto.

Hotel ini menempati sebuah bangunan cagar budaya yang didirikan sejak tahun 1918. Tak banyak yang tahu fungsi awal bangunan ini, tapi cukup dikenal sebagai eks-gedung Bank BCA KCP Tunjungan. Kemudian, resmi beroperasi sebagai hotel pada 2014 di bawah PT Panca Wira Usaha Jawa Timur yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur. 5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Gak sekadar menawarkan tempat yang nyaman untuk bermalam, hotel bertema tempo dulu ini sengaja menampilkan kisah terdahulu sebagai interiornya seperti wallpaper yang menunjukkan Surabaya tempo dulu di setiap kamar.

5. Hotel Majapahit

5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

LEGENDAQQ REGISTER
Kamu pasti udah familiar dengan Hotel Majapahit yang terletak di Jalan Tunjungan No. 65, Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya. Hotel legendaris ini awalnya merupakan bagian dari bisnis keluarga Sarkies Bersaudara, yang mengembangkan perhotelan di Asia Tenggara pada abad ke-19. Lucas Martin Sarkies, putra Martin Sarkies yang melanjutkan tradisi keluarga tersebut dengan membuka Oranje Hotel pada 1911 di Surabaya.

Hotel mewah ini terus dikembangkan dan diperluas hingga tahun 1930. Hotel ini juga menjadi tempat Royal Party dari Putra Mahlota Leopold III dan Putri Astrid dari Belgia. Bahkan, Charlie Chaplin, Paulette Goddard, dan Joseps Conrad pernah menginap di sini.

Nama hotel ini berubah menjadi Hotel Yamato semasa pendudukan Jepang di Jawa Timur. Namanya menjadi Hotel Merdeka pada akhir Perang Dunia II. Setelah kembali di bawah manajeman Sakries Bersaudara, nama hotel ini turut berubah menjadi L.M.S. Hotel, singkatan dari Lucas Martin Sarkies.

Setelah itu barulah menyandang nama Hotel Majapahit pada 1969, setelah menjadi milik Mantrust Holding Co. Gak berhenti sampai di situ, namanya kembali berubah menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit hingga dinobatkan sebagai Heritage Landmark Nasional Indonesia.

Hotel yang menjadi saksi bisu perobekan bendera Belanda dan meninggalkan bagian merah-putih ini kembali bernama Hotel Majapahit pada 2006. Hotel tersebut kini telah meraih berbagai penghargaan, terutama untuk arsitekturnya. 5 Bangunan Kolonial yang Kini Jadi Hotel di Surabaya, Sudah Tahu?

Hotel bergaya kolonial dengan mempertahankan arsitekturnya gak selalu berbau horor dan mistis. Justru menjadi saksi sejarah yang dapat kamu jumpai hingga saat ini.

Berniat untuk menginap di salah satu hotel di atas?

Permainan Game Poker, Domino Online & PKV SLOT! Nyaman Dengan Tertinggi Tingkat Keamanannya! Minimal deposit dan withdraw Rp.20.000 WA +855 96 210 8871 L1nk H0K1 : legenda86.club BONUS ROLINGAN & BONUS REFFERAL SEUMUR HIDUPSukaKomentariBagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *