di Dunia Alami Keguguran
www.legendaqqlounge.com – Keguguran merupakan peristiwa medis yang bisa menyisakan trauma bagi ibu hamil. Studi terbaru menemukan, satu dari sepuluh ibu hamil di dunia mengalami keguguran.
Data dalam studi terbaru yang di terbitkan dalam jurnal The Lancet ini menemukan sekitar 23 juta kasus keguguran terjadi setiap tahunnya. Namun, para peneliti yakni bahwa data sebenarnya akan lebih besar dari angka tersebut.
Para peneliti menganalisis data dari berbagai negara di dunia. Hasilnya, sebanyak 11 persen perempuan mengalami keguguran setidaknya satu kali dalam hidup mereka. Sebanyak 2 persen mengalami dua kali keguguran, sementara kurang dari 1 persen mengalami tiga kali keguguran atau lebih.
Studi juga menyoroti adanya ketidakmerataan perawatan untuk ibu hamil yang mengalami keguguran di berbagai negara, termasuk pada negara-negara berpenghasilan tinggi.
“Sebuah sistem baru di perlukan untuk memastikan keguguran di kenali dengan lebih baik. Ibu hamil bisa di berikan perawatan kesehatan fisik dan mental yang mereka butuhkan,” ujar para peneliti dalam sebuah pernyataan, melansir AFP.
Tak hanya itu, studi juga menyoroti tinggi nya angka kesalahpahaman tentang keguguran. Banyak perempuan percaya bahwa keguguran di sebabkan oleh mengangkat benda berat atau penggunaan kontrasepsi sebelumnya.
Selasa, 4 Mei 2021
Perempuan juga berpikir bahwa tidak ada pengobatan yang efektif untuk mencegah keguguran, terutama pada perempuan berisiko tinggi.
“Kesalahpahaman seperti itu dapat merusak, membuat perempuan dan pasangannya merasa bersalah dan putus asa untuk mencari pengobatan dan dukungan,” catat para penulis.
Selain itu, studi juga menemukan kaitan antara keguguran dengan kesehatan mental. Kguguran di temukan memicu kecemasan dan depresi. Sebanyak 20 persen perempuan mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) sembilan bulan setengah keguguran.
Penelitian ini menjadi pengingat bagi negara-negara untuk memperbaiki sistem kesehatannya masing-masing. Peneliti merekomendasikan agar otoritas kesehatan setiap negara memperkuat layanan perawatan untuk kasus keguguran, meningkatkan pencegahan, dan mengidentifikasikasi perempuan berisiko tinggi.
“Sudah terlalu lama masalah keguguran ini di biarkan. Sudah bukan waktunya lagi bagi dokter dan masyarakat untuk menenangkan perempuan yang baru mengalami keguguran dengan kalimat ‘coba lagi nanti untuk hamil’,” tutup peneliti.
“Sudah terlalu lama kondisi keguguran di pinggirankan. Era memberi tahu perempuan untuk ;coba lagi’ sudah berakhir,” tutup peneliti.