Legendaqq lounge – Lippo Karawaci Tbk rugi Rp 1,45 triliun di paruh pertama 2019. Pada periode yang sama tahun lalu, kelompok usaha Grup Lippo itu mencatat laba Rp 486 miliar.
“Kami berharap bahwa pada semester II-2019 pasar properti akan mulai membaik yang didorong oleh terpilihnya kembali Presiden serta kebijakan yang kondusif terhadap pasar properti bersamaan dengan pemangkasan suku bunga,” kata CEO LPKR John Riady dalama keterangan tertulis, Jumat (30/9/2019).
Lippo Karawaci Rugi Rp 1,45 Triliun
Pendapatan perusahaan di akhir Juni 2019 sebesar Rp 5,3 triliun, stagnan dari Rp 5,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pos pendapatan berulang, salah satunya dari PT Siloam Hospitals Tbk (SILO), perseroan masih tumbuh.
Baca Juga : Temuan Tengkorak 3,8 Juta Tahun
Sayangnya pendapatan dari bisnis properti turun drastis. Sebab, di tahun lalu LPKR mencatat pendapatan dari penjualan tanah sebesar Rp 450 miliar.
Menurut perseroan, jika penjualan tanah itu tidak dimasukkan maka pendapatan perseroan aik 8,5% secara tahunan.
Lippo Karawaci Rugi Rp 1,45 Triliun
Sementara untuk Marketing Sales pada semester pertama ini mencapai Rp 835 miliar, meningkat 84% dari Rp 453 miliar di semester pertama 2018.
Pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) Siloam Hospitals tercatat 18,5% secara tahunan menjadi Rp 3,4 triliun di semester I-2019, dari sebelumnya Rp 2,8 triliun. Berkontribusi terhadap 78% dari total pendapatan recurring.
Lippo Karawaci Rugi Rp 1,45 Triliun
Pendapatan dari segmen bisnis LPKR Mal dan lain-lain naik 4% menjadi Rp 934 miliar. Yang merupakan 21,7% dari total pendapatan recurring di paruh pertama 2019 dibanding dengan 23,9% di periode yang sama tahun lalu.
Seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan, pendapatan properti perseroan turun 37,7% menjadi Rp 991 miliar dari Rp 1.590 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Bisnis ini memberikan kontribusi sebesar 18,7% dari total pendapatan.
Penjualan tanah tahun lalu menjadi keuntungan sesekali di semester I-2018 merupakan faktor penyebab atas penurunan pendapatan bisnis property development seperti yang dilaporkan di kinerja keuangan.
Pada semester pertama 2019, posisi kas LPKR tercatat Rp 4,6 triliun, dibandingkan dengan Rp 1,8 triliun pada akhir tahun 2018. Tahun ini, perusahaan melaporkan total utang sebesar Rp 13,5 triliun dibanding dengan Rp 14,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu atau setahun menurun sebesar Rp 1,37 triliun,
Sebagai hasilnya, rasio utang bersih terhadap ekuitas meningkat secara signifikan menjadi 0,30x di semester I-2019 dibandingkan dengan 0,53x pada akhir tahun 2018.
Penawaran Umum Terbatas (rights issue) Perseroan di akhir Juli 2019 telah menghimpun dana sebesar US$ 787,5 juta. Perseroan melihat 20.3% kepemilikan diambil oleh para investor baru.
LPKR masih berniat mengurangi utang lagi.Selanjutnya pada 5 Agustus 2019. Perseroan telah melunasi obligasi yang jatuh tempo di 2020 senilai US$ 75 juta.
Sumber : Legendaqq Poker Online