LEGENDAQQ LOUNGE – Peneliti Temukan Biota diPerairan Bali Biota laut baru ditemukan di perairan Celukan Bawang, Buleleng, Bali. Gara-gara pembuangan panas PLTU, sejumlah jenis karang baru justru muncul.
Pembuangan panas dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang diduga malah membantu menghangatkan perairan yang mendukung ekosistem terumbu karang.
“Ini sedang diteliti, ada satu di sini yang sedang masuk S3, saya ingin mendorong dia sebenarnya untuk membuat pemodelannya. Seperti yang saya bilang tadi, ini kan baru pertama PLTU kok bisa bagus buat karang,” kata Ketua Yayasan Bumi Hijau Indah Dodik Prasetia saat peresmian Pusat Riset dan Rehabilitasi Terumbu Karang di PLTU Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, Bali.
Peneliti Temukan Biota diPerairan Bali
Penelitian ini dilakukan Dodik dan tim sejak 2015 lalu untuk mendata biota laut di kawasan Celukan Bawang. Beberapa terumbu karang yang ditemukan di perairan laut depan PLTU Celukan Bawang usianya sekitar 4-5 tahun.
Setidaknya ada delapan spesies karang lainnya yang ditemukan di perairan Celukan Bawang. Selain karang, ada juga puluhan biota lain yang ditemukan di perairan tersebut.
BACA JUGA : Sejarah Pantai Pulau Merah Banyuwangi
“Ketika biota segala macam terasa nyaman, dia pasti akan balik kayak kuda laut ini. Ada beberapa jenis yang pada saat kita teliti, cuma kita belum temukan di buku identifikasi ini masuk ke mana. Ikan itu beberapa juga kita dokumentasikan, kita cocokkan di buku, kan paling gampang begitu, ternyata masih ada yang belum ada,” bebernya.
Lewat lembaga konservasi ini pihaknya mendorong akademisi untuk melakukan penelitian mendalam soal temuan di perairan dekat PLTU Celukan Bawang. Diduga pembuangan panas yang dibuang malah menghangatkan suhu perairan tersebut dan mendukung tumbuhnya ekosistem terumbu karang.
Biota diPerairan Bali
“Itu (pembuangan panas) kan efek dari pendinginan, airnya pasti panas. Tapi bagusnya panas mereka itu (dibuang) di permukaan. Jadi mereka cepat menguap ke atas, tidak berpengaruh pada level air di bawahnya,” bebernya.
“(Pembuangannya) Berpengaruh pasti, karena dia kan menyebabkan panas di atas, tapi yang penting (pembuangan panas) kan konstan, terus ada, beda dengan global warming kalau itu kan tiba-tiba. Kayak el nino, el nina, tiba-tiba panas banget hari ini kemudian langsung dingin. Ini kan konstan, poinnya sih gitu. Tapi ini masih dikaji loh ya,” sambung Dodik.
Hingga saat ini pihaknya masih terus mendata dan mengambil sampel apakah ada spesies-spesies baru lainnya yang ditemukan di Celukan Bawang. Dia juga masih melakukan pengecekan terhadap sampel-sampel yang dikumpulkan.
SUMBER ; LEGENDA QQ POKER ONLINE