Uncategorized

Bahaya Diet Ekstrem, Dari Sembelit hingga Batu Empedu

Sembelit hingga Batu Empedu

www.legendaqqlounge.com – Impian memiliki tubuh kurus ideal bisa terwujud lewat diet ekstrem. Namun ahli gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik (PDGKI), Feni Nugraha mengatakan di saat yang sama, diet ekstrem bakal menimbulkan berbagai risiko kesehatan.

Risiko kesehatan ini beragam mulai dari sembelit yang tampak sepele hingga batu empedu yang cukup serius.

Berikut beberapa risiko kesehatan akibat diet ekstrem yang mungkin mengintai.

1. Sembelit

Pelaku diet ekstrem biasanya akan mempraktikkan defisit kalori yang menimbulkan sembelit akibat kurang konsumsi sayur dan buah. Sembelit membuat orang susah buang air besar, buang air besar disertai darah bahkan tidak buang air besar hingga 6 hari.

“Serat penting untuk BAB. Serat akan menarik air ke usus besar, membuat feses lebih lunak dan berbentuk sehingga BAB lancar. Saat serat kurang karena diet ekstrem, memang cenderung [menimbulkan] sembelit,” jelas Feni dikutip dari Antara.

2. Defisiensi mikronutrien

Praktik diet ekstrem yang baru-baru ini santer dibicarakan menyebut sayuran dikurangi bahkan dihindari demi memperoleh tubuh kurus. Pakar gizi Arti Indira menegaskan sayuran tidak akan menghambat penurunan berat badan apalagi bikin gemuk. Dia pun menyoroti diet ekstrem yang kerap ‘memusuhi’ nasi.

“Ada orang yang tidak mau makan nasi saat diet. Kita suka lupa, selain sebagai sumber karbohidrat, di dalam nasi juga ada vitamin dan mineral seperti zat besi, fosfor, magnesium, dan mangan. Jangan terlalu restriktif saat menjalankan program diet,” kata dia dalam kesempatan serupa.

3. Batu empedu

Bahaya lain yang mengintai para pelaku diet ekstrem adalah risiko batu empedu. Samuel Oentoro, dokter spesialis gizi mengatakan diet ekstrem berarti asupan lemak sangat sedikit dan bahkan nyaris tidak ada termasuk lemak sehat. Lemak akan masuk usus dua belas jari dan memicu empedu untuk memompa cairan ke usus. Cairan empedu akan memudahkan lemak untuk diserap tubuh di samping nanti akan diproses lagi dengan enzim pencernaan.

“Kalau asupan lemak sangat sedikit atau tidak ada, maka tidak ada rangsangan bagi kantong empedu untuk memompa keluar cairan empedu. Akhirnya empedu tersimpan saja di dalam kantong, mengendap, dan lama-lama terbentuklah batu empedu,” imbuh Samuel.

Praktik diet untuk menurunkan berat badan yang baik menurut standar gizi tetap berpegang pada pedoman Isi Piringku oleh Kementerian Kesehatan. Dalam rumus Isi Piringku, satu piring terdiri dari karbohidrat (terutama karbohidrat kompleks), protein baik nabati maupun hewani juga sayur dan buah. Jika Anda ingin menjalankan diet khusus termasuk diet untuk menurunkan berat badan, sebaiknya berkonsultasi dan didampingi oleh dokter spesialis gizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *