Legendaqq Lounge – Skotlandia negara pertama yang gratiskan produk menstruasi, tercantum tampon serta pembalut, saat ini diberikan secara free di Skotlandia untuk siapa saja yang memerlukan. Mulai pekan ini, produk haid hendak ada secara cuma- cuma di sederet tempat semacam apotek serta pusat komunitas.
Keputusan memiliki tersebut membuat Skotlandia jadi negeri awal di dunia yang menggratiskan produk haid. Perihal itu terealisasi berkat undang- undang yang disetujui parlemen negeri itu pada 2020, mengutip NPR, Kamis( 18/ 8/ 2022).” Sediakan akses ke produk haid( secara) free sangat berarti buat kesetaraan serta martabat,” kata Sekretaris Keadilan Sosial Skotlandia, Shona Robison, dalam suatu statment.
Langkah itu pula melenyapkan hambatan finansial buat mengakses produk mentruasi yang layak. Robison juga menyebut langkah itu” lebih berarti dari lebih dahulu” di masa meningkatnya bayaran hidup.
Skotlandia Negara Pertama yang Gratiskan Produk Menstruasi
“( Aku) bangga dengan apa yang sudah kami capai di Skotlandia. Kami merupakan yang awal namun tidak hendak jadi yang terakhir,” kata anggota parlemen Skotlandia Monica Lennon, yang mulai mengajukan proposal pada 2016.
Berbeda dari Skotladia, Selandia Baru serta Kenya sudah mendistribusikan produk haid secara free di sekolah universal. Pemahaman sudah berkembang dalam sebagian tahun terakhir tentang gimana akses ke produk haid bisa mempengaruhi pembelajaran serta stabilitas ekonomi untuk orang- orang yang membutuhkannya.
Dekat 14 persen mahasiswa Amerika Serikat( AS) berjuang membeli produk haid, jumlah yang lebih besar di antara perempuan kulit gelap serta Latina, bagi suatu riset baru- baru ini oleh Universitas George Mason. Para periset menciptakan kalau mereka yang secara tertib berjuang membeli produk haid lebih bisa jadi hadapi tekanan mental.
Akibat Minimnya Akses ke Produk Menstruasi
Perempuan yang berjuang membeli kebutuhan bawah bisa memilah melupakan sekotak tampon, bergeser ke kertas wc ataupun kaus kaki selaku gantinya. Suatu survei terhadap perempuan berpenghasilan rendah di St. Louis yang diterbitkan pada 2019 menciptakan kalau nyaris setengahnya dilaporkan wajib memilah antara santapan serta produk haid di sebagian titik selama tahun.
Riset sudah menampilkan kalau minimnya akses ke produk haid bisa menimbulkan wanita serta anak wanita bolos sekolah ataupun bekerja.” Bayangkan semacam dikala berupaya menjajaki uji matematika dengan ketakutan Kamu hendak membuat kesalahan,” kata Dokter. Shelby Davies dari Rumah Sakit Anak Philadelphia.” Semacam, gimana Kamu fokus pada itu?”
Skotlandia Negara Pertama yang Gratiskan Produk Menstruasi
Di AS, sebagian negeri Bandar Q bagian sudah meloloskan undang- undang yang mengharuskan sekolah K- 12 negara buat sediakan produk periode free, tercantum New York, Virginia, serta Oregon. Dekat selusin negeri bagian sudah melepaskan produk haid dari pajak penjualan.
Di tingkatan federal, New York Rep. Grace Meng, seseorang Demokrat, mengajukan undang- undang tahun kemudian yang hendak mewajibkan Medicaid mencakup bahan- bahan haid. Tetapi, RUU tersebut masih di tingkatan komite.
Dobrak Tabu Menstruasi
Sedangkan di Indonesia, tabu seputar haid tengah berupaya didobrak lewat bimbingan.” Haid merupakan suatu yang biasa serta dirasakan sebagian besar perempuan. Jangan hingga terdapat jijik, risih, ataupun apapun itu. Kata( haid) wajib dibiasakan, sebab itu sangat- sangat wajar,” salah satu muse Nona, suatu platform kesehatan wanita, Hannah Angkatan laut(AL) Rashid, berkata dalam jumpa pers virtual, 5 Agustus 2022.
Aktris 36 tahun tersebut menyebut kalau sepanjang ini banyak tabu tentang haid, serta itu diakibatkan minimnya bimbingan. Dia mengatakan,” Dengan terdapatnya bahasan ini( haid) berarti banget, sebab tiap wanita memiliki pengalaman tiap- tiap( terpaut haid).”
Skotlandia Negara Pertama yang Gratiskan Produk Menstruasi
” Kita wajib bersama- sama memecahkan tabu yang terdapat, biar kesehatan reproduksi dapat dimengerti lebih banyak orang,” Hannah menyambung.”( Dengan terdapatnya pembicaraan tentang haid), wanita merasa lebih didukung. Dapat diawali di antara kita para wanita dahulu buat membentuk support system.”
Sejalan dengan itu, Nona muncul semenjak tahun kemudian buat mengedukasi para wanita lewat media digital secara free. Tidak hanya, grupnya pula membenarkan modul yang di informasikan diramu sedemikian rupa supaya gampang dimengerti.
” Banyak wanita yang tidak menyadari permasalahan hormon( sebab minimnya bimbingan), serta malu ke dokter sebab belum menikah,” co- founder Nona, Nicole Jizhar, berkata di peluang yang sama.” Nona mau paling tidak para wanita mulai melaksanakan obrolan( tentang haid).”
Pengalaman Haid Lebih Sehat
Sehabis lebih dari setahun mengedukasi para wanita lewat media sosial serta aplikasi ponsel, mereka juga merilis produk pembalut Nona Organic Pads bertepatan dengan peluncuran kampanye#RevolusiMenstruasi. Kampanye ini dimaknai Hannah secara individu.
Dia berkata,” Kadangkala cape dengan stigma yang terdapat( tentang haid). Lagi cranky sedikit, orang langsung, Lagi mens ya? Revolusi Haid jadi suatu yang berarti. Tidak hanya melenyapkan stigma, tetapi pula membentuk support system buat menyesuaikan diri serta menolong para wanita.”
BACA JUGA : Maskapai Emirates Mengumumkan Rencana Penghentian Layanan Penerbangan Ke Nigeria
” Kita wajib melenyapkan rasa malu terpaut haid. Tidak butuh lagi pads( pembalut) wajib diumpetin banget. Tenteng saja. Enggak apa- apa kok. Orang wajib terbiasa memandang itu. Toh kita memperlihatkan pads yang bersih, bukan berdarah- darah,” katanya.” Ini tidak terbatas perihal biologis yang sesungguhnya biasa saja. Haid itu memberdayakan, bukan melemahkan wanita.”
Selaras dengan itu, Nona bermaksud memperkenalkan pengalaman haid lebih sehat, dan mendobrak stigma yang terdapat di warga. Nicole berkata, rasa sakit sepanjang haid jadi salah satu yang universal dirasakan para wanita.
Sebab itu, para wanita didorong buat lebih banyak belajar tentang hormon.” Tidak cuma dikala periode haid, tetapi ini pula diawali lebih dahulu. Sebab itu, cycle ini jadi salah satu yang dapat di- track di aplikasi Nona.”