yang Penuh Makna Religius
www.legendaqqlounge.com – Saat buka puasa, kolak langsung jadi buruan. Rasanya yang manis dan gurih serta tekstur isian yang lembut dan pastinya legit seolah bisa menghilangkan dahaga dan lapar setelah seharian berpuasa.
Entah kapan di mulainya, kolak jadi ikon takjil atau menu berbuka puasa. Ketika bulan Ramadan tiba, kolak pun ikut muncul dan makin mudah di temukan.
Sebenarnya apa hubungan antara kolak dengan bulan Ramadan? Bagaimana asal-usulnya?
“Makanan tradisional di bidang gastronomi memang tidak persis sama dengan satu garis sejarah. Makanan tradisional di Indonesia pun cukup kaya dab berkembang di berbagai masyarakat, serta daerah, sehingga akan menjadi cerita yang beragam jika kita berbicara tentang sejarah suatu makanan,” ucap Executive Chef The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Sean Macdougall kepada CNN Indonesia.com.
Kolak merupakan makanan penutup khas Indonesia dengan bahan dasar gula aren atau gula merah, santan, dan berbagai tambahan lainnya.
Menurut akarnya, kolak nyatanya bukan sekadar makanan biasa. Di balik manisnya kolak, ada arti yang lebih mendalam bahkan punya makna religius.
“Banyak cerita urban dari Tanah Jawa mengatakan bahwa kata kolak berasal dari kata resapan “Khalik” yang dalam bahasa Arab berarti “Tuhan,” katanya.
“Ini adalah cara yang di gunakan Sunan saat mereka berbagai tentang pengetahuan Islam. Makanan ini di beri nama Kolak agar masyarakat selalu mengingat Tuhan atas apa yang telah dia berikan, salah satunya adalah sajian Kolak yang di santap saat Ramadan.”
Minggu, 18 April 2021
Hanya saja, ada juga cerita lain soal takjil kolak. Seorang Arkeolog senior mengatakan bahwa itu bahwa itu hanya sebuah cerita.
Seorang arkeolog menyebut bahwa nama kolak ini merujuk pada kata dalam bahasa jawa yaitu Kula berarti perkumpulan.
“Jika kita melihat satu baris kata, Kolak bisa juga merujuk pada “Kula” dalam Jawa Kuno, yang berarti “perkumpulan.”
“Jadi di namai Kolak karena merupakan kumpulan dari beberapa item dalam satu mangkuk.”
Hanya saja dalam perkumpulan aneka isian yang bercampur-campur ini, ada makna isian kolak yang di kaitkan dengan ajaran Islam.
Kolak pisang misalnya. Isian pisang khususnya pisang kepok juga di anggap punya makna yang terkait Islam. Kepok di asosiaikan dengan kata kapok atau jera yang berarti peringatan untuk jera berbuat dosa.
Tak cuma pisang yang di sebut punya ikatan erat dengan makna religius kolak. Ubi, isian kolak populer lainnya juga punya filosofi mendalam. Ubi atau telo pendem mengisyaratkan manusia untuk selalu ingat dengan kematian dan di kubur (di pendem) dalam tanah.
Sedangkan santan atau santen di anggap menggambarkan permintaan maaf seseorang. Santen di sebut berasal dari kata pangapunten atau maaf.
Variasi kolak
Seperti di ungkapkan Macdougall, dalam perkembangannya setiap daerah punya kreativitas dengan isiannya sehingga varian kolak pun makin bervariasi.
Tak cuma pisang, kolak tradisional lain juga memiliki banyak ragam. Kolak pisang pun tak cuma berisi pisang semata tapi berbagai pelengkap lainnya.
“Ada beberapa bahan yang bisa di gunakan di kolak seperti ubi, bubur sunsum, kacang hijau, mutiara (pacar cina) dan masih banyak lagi,” ucapnya.
Biji salak yang juga sering di sebut sebagai candil pun termasuk varian kolak yang populer dan banyak di sukai. Bentuknya yang bulat menggemaskan bak boba tapioka tradisional dengan rasa yang manis dan teksturnya empuk memberikan sensasi lebih saat menyantapnya.