ARTIKEL KESEHATAN

Alasan Seseorang Enggan Mencari Bantuan Perawatan Mental

Alasan Seseorang Enggan Mencari Bantuan Perawatan Mental

LegendaQQ Lounge – Alasan Seseorang Enggan Mencari Bantuan Perawatan Mental, Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas memiliki indikasi gangguan kesehatan mental. Kelompok usia yang sama juga diketahui mengalami depresi sebanyak 12 juta jiwa lebih.

Tingginya angka tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk membantu seseorang mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Perawatan melalui psikoterapi adalah salah satu metode pengobatan efektif untuk berbagai jenis gangguan mental. Namun, sayangnya masih ada stigma dan miskonsepsi tentang menjalani terapi kesehatan jiwa yang mengakibatkan banyak orang enggan mencari pertolongan.

Inilah beberapa alasan kenapa seseorang enggan mencari bantuan perawatan mental dari ahlinya.

Khawatir akan penilaian

Alasan Seseorang Enggan Mencari Bantuan Perawatan Mental

Menurut pelatih kesehatan Lindsay Raffaele, hambatan paling besar bagi orang yang membutuhkan perawatan kesehatan mental, adalah merasa harus menerima penilaian dari orang lain, terutama takut dianggap lemah.

Anggapan itu harus dibuang jauh-jauh karena itu biasanya muncul dari gagasan yang kita tanamkan ke diri sendiri, bukan suatu fakta atau bahkan tidak terjadi. Saat kita menciptakan ruang untuk pola pikir yang lebih positif, banyak kekhawatiran lain yang justru akan menemukan tempatnya dan lebih mudah untuk ditangani.

Nah, pada akhirnya, mencari bantuan untuk kesehatan mental atau masalah kesehatan apa pun tidak boleh dianggap lemah. Karena justru sebaliknya, ini adalah langkah proaktif untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.

Keragu-raguan

Keragu-raguan

Kendala lain yang mencegah orang mencari perawatan kesehatan mental adalah keraguan tentang keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Keragu-raguan itu biasanya berdasarkan pengalaman buruk yang pernah didengar dari orang lain. 

Misalnya, kamu mendengar testimoni dari pengalaman negatif kenalanmu yang mencoba perawatan dengan penyedia kesehatan, tetapi profesional tersebut belum menggunakan perawatan yang sesuai untuk jenis gangguan tertentu.

Pengalaman yang tidak memuaskan itu bisa memengaruhi penilaian pribadi yang mencegah untuk pergi ke ahli kesehatan jiwa karena meragukan keberhasilan perawatannya. Dalam hal ini, seseorang yang berniat melakukan sesi terapi dianjurkan untuk memeriksa latar belakang keilmuan dan kredibilitas ahli, serta meminta rekomendasi dari pihak yang bisa dipercaya.

Kebanggaan diri

Kebanggaan diri

Kadang-kadang rasa bangga yang cenderung menjadi kesombongan juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Ketika misalnya, seseorang yang sulit mengakui bahwa ia membutuhkan bantuan profesional dan memilih menyerah pada proses pengobatan.

Hal itu, menurut Larsen, disebabkan karena adanya stigma terhadap penyakit jiwa dan banyak orang yang tidak ingin dianggap memiliki jiwa yang bermasalah. Ironisnya, padahal terapi sebenarnya bisa membantu mengurangi rasa sakit pada orang yang merasakan gangguan kejiwaan.

Keengganan untuk mengakui penderitaan yang dirasakan juga bisa disebabkan karena ketakutan untuk menghadapi rasa sakit dari peristiwa masa lalu. Akan tetapi, sekali lagi, tampaknya lebih masuk akal dan lebih sehat untuk mengatasi trauma peristiwa masa lalu, sehingga itu tidak memiliki pengaruh negatif pada kehidupan mendatang.

Menghadapi luka lama juga lebih baik daripada terus menekan atau menyangkal peristiwa yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah kembali.

Adanya rasa takut

Adanya rasa takut

Alasan utama lainnya yang membuat orang menghindari terapi adalah ketakutan yang disimpan sendirian. Misalnya takut akan perubahan, takut akan hal yang tidak diketahui, atau takut bahwa itu bisa mengakhiri hubungan dengan teman, keluarga, dan orang yang dicintai. 

Seorang terapis berpengalaman, Sarah Thacker mengatakan bahwa ketakutan itu juga bisa merupakan bentuk dari ketidakberanian untuk merasakan emosional dan menerima penghakiman. Menjadi rentan itu sulit, sedangkan terapi membutuhkan keterbukaan dan kejujuran, yang mana itu tidak bisa secara alami dikuasai semua orang. 

Namun, begitu orang menemukan terapi sebagai tempat yang membuatnya merasa diterima dan aman untuk membuka diri, itu bisa menjadi suatu langkah positif yang besar.

Seseorang akan merasakan pertumbuhan, kenyamanan. Dan kemudahan yang dapat diciptakan oleh terapi yang bisa membantu menjadi yang terbaik bagi diri mereka sendiri. 

Misinformasi

Misinformasi

Terakhir, seseorang bisa mengabaikan perawatan kesehatan mental yang dibutuhkan karena mendapat informasi yang salah tentang terapi. Hal itu dibenarkan oleh seorang terapis berlisensi, Robyn Gold.

Minsinformasi itu juga bisa menjadi penyebab dari berkembangnya stigma tentang penyintas yang di cap sebagai “orang gila”. Yang sama sekali tidak benar. Robyn menyebut bahwa perspektif yang tidak senstif itu kemungkinan hasil dari bagaimana media menggambarkan profesional kesehatan mental.

Saat ini dibutuhkan kerja sama multipihak. Termasuk media massa untuk mengampanyekan pentingnya kesadaran kesehatan mental dan mendorong untuk mencari perawatan sesuai kebutuhan.

Mayoritas individu yang memiliki gangguan mental diketahui tidak mencari atau menerima pengobatan. Meski opsi perawatan tersedia, beberapa alasan yang membuat seseorang enggan mencari bantuan perawatan mental di antaranya ketakutan akan penilaian. Keragu-raguan, kesalahan informasi, dan kekhawatiran lain.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal sedang mengalami masalah ini. Carilah dukungan kepada orang terdekat yang bisa di percaya untuk meningkatkan motivasi dalam mencari perawatan. Trauma memang tidak pernah meminta izin untuk datang, tetapi kesembuhan adalah tanggung jawab kita dan menjadi pulih merupakan pilihan.

SUMBER BERITA: LEGENDAQQ ONLINE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *