Legendaqq Lounge – Pengaruh Trauma Masa Kecil pada Kehidupan Pekerjaan, Seseorang yang mengalami hal-hal buruk seperti penelantaran, penyiksaan dan pengalaman menyaksikan kejadian buruk biasanya membawa beban emosional tersebut hingga dewasa. Hal ini akan menjalar dan berpengaruh terhadap banyak hal. Dilansir dalam laman Contempocleveland, Andrea Robert seorang peneliti di Harvard Public Health menyatakan.
Mereka yang mengalami peristiwa buruk pada masa kecilnya akan cenderung kesulitan dalam menerima beban dan kejadian yang tak mengenakkan saat dewasa. Trauma yang dibawa ini akan menghambat seseorang dalam menentukan arah karier mereka, juga membuat mereka kesulitan menjalani kehidupan pekerjaan mereka.
Lantas apa saja pengaruh trauma masa kecil pada kehidupan pekerjaan seseorang? Simak penjelasannya di bawah ini.
Menurunnya daya ingat
Tubuh kita mempunyai kemampuan unik untuk menutup tempat-tempat yang mengalami benturan, sakit, atau luka. Hal ini merupakan bagian dari respon pertahanan diri. Hal serupa juga terjadi pada otak kita. Dilansir dari laman Integrative Life Center, William Feck seorang terapis menyatakan.
Menurunnya daya ingat merupakan upaya pertahanan diri dari sel-sel otak atas tekanan yang timbul akibat trauma. Jika trauma masa kecil tidak segera diselesaikan, maka permasalahan ini akan menganggu kehidupan pekerjaan seseorang saat dewasa.
Sulit berkonsentrasi
Bayang-bayang kejadian buruk di masa lalu memunculkan perasaan tidak nyaman, hingga tak jarang mempengaruhi kondisi fisik. Saat trauma muncul, beberapa orang dapat mengalami gejala seperti berkeringat, pusing, hingga mual. Hal lain yang tak kalah mengganggu adalah munculnya kecemasan dan kesulitan untuk tidur di malam hari.
Tak heran jika trauma masa kecil yang belum tersembuhkan akhirnya membuat seseorang sulit berkonsentrasi. Dilansir dari laman Trauma Sensitive School, Joel M. Ristuccia seorang psikolog sekolah menyatakan.
Rendahnya kemampuan mengendalikan emosi
Trauma masa kecil akan berdampak pada timbulnya emotional issues. Dilansir dari laman Integrative Life Center, William Feck seorang terapis menyatakan.
Tentu saja hal ini menganggu pekerjaan. Emosi yang sulit dikendalikan dapat menghambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini juga mengganggu mereka dalam bekerja bersama tim.
Kesulitan dalam menjalin relasi
Sebagai dampak dari rendahnya kemampuan dalam mengendalikan emosi, seseorang dengan trauma masa kecil akan sulit untuk menjalin relasi. Hal ini jiga dijelaskan oleh William Feck yang dilansir dalam laman Integrative Life Center. Ia menyatakan bahwa salah satu risiko jangka panjang yang diakibatkan oleh trauma masa kecil adalah hambatan dalam memulai suatu hubungan.
Pasalnya kepercayaan mereka saat masih anak-anak telah rusak. Hal itu kemudian membekas terus-menerus hingga dewasa. Imbasnya, bakal mempengaruhi kemampuan dalam berelasi di tempat kerja. Lebih jauh, kemudian mempengaruhi hubungan sosial di kantor sehingga mereka akan kesulitan berbaur dan bekerja dalam tim.
Rendahnya kemampuan problem-solving
Banyak riset yang telah dilakukan untuk mengetahui dampak trauma masa kecil pada kehidupan masa dewasa. Dari riset-riset tersebut, diperoleh fakta bahwa trauma berdampak pada perkembangan kognisi seseorang.
Hal ini selanjutnya berdampak terhadap respon mereka terhadap lingkungan sekitar. Dilansir dari laman niles kvc organization, Lindsey Stephenson, LSCSW, Presiden dari Niles KVC Organization mengatakan bahwa trauma yang terjadi pada masa anak-anak akan berdampak pada bagian otak yang bertanggung jawab atas penyelesaian masalah, daya ingat, dan regulasi emosi.
Hal ini diperkuat oleh hasil temuan penelitian dari Mousa Kafi dan tim dari Universitas Guilan, Iran yang menyatakan bahwa tekanan yang muncul akibat trauma masa kecil akan mengakibatkan distrupsi sosial dan penurunan kemampuan belajar. Hal ini selanjutnya berdampak pada kemampuan dalam berempati dan kemampuan menyelesaikan masalah dalam lingkungan sosial.
Itulah lima pengaruh trauma masa kecil pada kehidupan pekerjaan. Menyadari masih adanya sisa trauma masa kecil dapat membantu kita untuk dapat menyembuhkannya. Jangan malu untuk minta pertolongan pada terapis dan psikolog, ya!